Routing Introduction, Static Route, RIP, OSPF, EIGRP, Redistribution Routing Protocol
Routing Introduction
Kali ini kita akan mulai memasuki bab-bab routing. Untuk permulaan akan penulis review mengenai apa itu routing, apa itu routing tables dan beberapa hal yang ada dalam bab routing. Apa itu routing? Secara sederhananya saja, routing merupakan sebuah proses atau cara agar dua atau lebih network dapat saling terhubung dan dapat saling mengirimkan paket data. Device untuk proses routing disebut router.
Agar tujuan pengiriman menjadi jelas kemana data dikirimkan, maka digunakanlah sebuah table yang disebut routing tables. Dalam routing tabel berisi tabel-tabel source network atau netwok asal, destination network atau network tujuan dan gateway atau bisa disebut sebagai gerbang jalur untuk proses routing.
Cara kerja Routing
Dilansir dari Cloudflare, routing secara khusus bekerja dengan merujuk pada tabel routing internal dalam membuat keputusan tentang bagaimana merutekan paket di sepanjang jalur jaringan yang diminati. Tabel routing bertugas mencatat jalur-jalur yang harus diambil paket untuk mencapai setiap tujuan. Dalam proses routing ini perangkat keras router bekerja sebagai gawai aktif yang bekerja dengan cara menerima paket internet, membaca header, memeriksa alamat tujuan, menentukan jalur mana yang harus dilalui, dan ke mana tujuan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing. Proses routing dilakukan dengan tiga jenis routing dan dua jenis algoritma routing. Hal ini dilakukan berdasarkan administrator jaringan secara manual dalam menyiapkan tabel perutean statis. Hal ini pada dasarnya bertugas untuk mengatur rute yang diambil oleh paket data internet di seluruh jaringan.
Tampilan tabel routing :
Macam-macam Routing
Adapun macam-macam atau jenis-jenis Routing ada dua, yaitu :
- Routing Static
Static routing merupakan jenis teknik routing jaringan yang bersifat statis dan berkonfigurasi manual. Routing static umumnya dikelola oleh administrator jaringan dan digunakan dalam skenario di mana parameter jaringan dan lingkungan jaringan tetap konstan/stabil. Routing statis bisa optimal dalam situasi tertentu, meski begitu ada konsekuensi dari jenis jaringan routing ini seperti degradasi jaringan, latensi, dan kemacetan jaringan. Secara umum, routing static tidak fleksibel karena tidak memiliki penyesuaian ketika rute utama tidak tersedia. Kelebihan routing statis adalah tidak adanya penggunaan bandwidth antar router dan juga memiliki keamanan yang lebih baik karena terpusat pada administrator. Namun, routing statis memiliki kekurangan di bagian administrator manual dan juga kemampuan lebih di bidang topologi jaringan routing.
- Dynamic Routing
Dynamic routing atau perutean dinamis merupakan penyesuaian otomatis dari rute jaringan dalam tabel routing. Dynamic routing dapat menggunakan protokol tertentu dalam menemukan tujuan jaringan dan rute tertentu untuk mencapai tujuan tersebut. Protokol dynamic routing memiliki beberapa fitur seperti router harus menjalankan protokol yang sama untuk bertukar rute dan router perlu mengiklankan ke router lainnya jika terjadi perubahan topologi routing. Tabel routing dinamis dapat terbarui secara otomatis dan dapat menggunakan berbagai protokol routing untuk menentukan jalur terpendek dan tercepat. Dynamic routing lebih efektif secara proses, terlebih pada jaringan yang berukuran sedang atau besar. Secara khusus, dynamic routing merupakan jenis routing yang paling mudah dikonfigurasikan dan lebih efektif dalam memiliki rute terbaik untuk sebuah tujuan jaringan serta dapat menemukan jaringan terluar. Namun, dynamic routing memiliki kelemahan karena lebih boros bandwidth dan kurang aman dibandingkan routing statis.
RIP (Routing Information Protocol)
Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation/ RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).
Cara kerja RIP :
- Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing dari gateway.
- Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika menerima update routing .
- Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table .
- Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan.
- Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari gateway tersebut dalam waktu tertentu
- Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing pada alamat broadcast di setiap network yang terhubung
Berikut merupakan pembahasan mengenai Pengertian Routing dan Jenis Routing Dinamis RIP, Kunjungi Website Resmi Telkom University untuk informasi lebih lanjut.
https://fit.labs.telkomuniversity.ac.id/
OSPF (Open Shortest Path First)
OSPF (Open Shortest Path First) merupakan sebuah routing protokol berjenis IGRP (InteriorGateway Routing Protocol) yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area.
Kelebihan OSPF
- Tidak menghasilkan routing loop
- Mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
- Dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan
- Membagi jaringan yang besar menjadi beberapa area
- Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
Kekurangan OSPF
- Membutuhkan basis data yang besar
- Lebih rumit
Untuk lebih lengkapnya bisa cek di https://santekno.com/ospf-open-shortest-path-first/
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protoccol)
merupakan hasil pengembangan dari routing ptotokol pendahulunya yaitu IGRP yang keduanya adalah routing pengembangan dari CISCO. Pengembangan itu dihasilkan oleh perubahan dan bermacam-macam tuntutan dalam jaringan Skala jaringan yang besar. EIGRP menggabungkan kemampuan dari Link-State Protokol dan Distance Vector Protokol, terlebih lagi EIGRP memuat beberapa protocol penting yang secara baik meningkatkan efisiensi penggunaannya ke routing protocol lain.
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada CISCO. Dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router CISCO saja dan routing ini tidak didukung dalam jenis router yang lain.
Cara kerja EIGRP
EIGRP sering disebut juga Hybrid-Distance-Vector Routing Protocol, karena cara kerjanya menggunkan dua tipe routing protocol,yaitu Distance vector protocol dan Link-State protocol, Dalam pengertian bahwa routing EIGRP sebenarnya merupakan distance vector protocol tetapi prinsip kerjanya menggunakan links-states protocol.sehingga EIGRP disebuat sebagai hybrid-distance-vector,mengapa dikatakan demikian karena prinsip kerjanya sama dengan links-states protocol yaitu mengirimkan semacam hello packet.
Perbandingan IGRP dan EIGRP
Untuk lebih lengkapnya bisa kalian baca di https://santekno.com/eigrp-enhanced-interior-gateway-routing-protocol/
Redistribution Routing Protocol
Route redistribution adalah proses yang memungkinkan jaringan menggunakan protokol routing untuk merutekan traffic secara dinamis berdasarkan informasi yang dipelajari dari protokol routing yang berbeda, sehingga membantu meningkatkan aksesibilitas lalu lintas jaringan. Tanpa route redistribution, router atau virtual router meng-advertise dan membagikan route hanya dengan router lain yang menjalankan protokol routing yang sama. Biasanya, route redistribution hanya diperlukan di jaringan yang lebih besar. Tetapi bahkan jaringan kantor kecil pun dapat tumbuh menjadi segmen besar yang membutuhkan route redistribution. Jadi sederhananya route Redistribution digunakan untuk mengubungkan tipe-tipe routing yang berbeda. Tipe routing yang dapat diredistribute dapat berupa static routing maupun dynamic routing. Untuk lebih lengkapnya bisa di baca di https://www.monitorteknologi.com/pengertian-route-redistribution/