ISLAM
Islam
Islam adalah salah satu agama yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam yang didalamnya mengajarkan monoteisme tanpa kompromi, iman terhadap wahyu, iman terhadap akhir zaman, dan tanggung jawab. Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk umat manusia agar dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Berdasarkan laporan The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC) atau MABDA bertajuk The Muslim 500 edisi 2022, ada 231,06 juta penduduk Indonesia yang beragama Islam. Di sini saya jelaskan juga beberapa kata yang mungkin asing kalian dengar.
Monoteisme adalah percaya bahwa Tuhan hanya satu dan berkuasa penuh atas segalannya.
Wahyu adalah tanzi>l/munazzal, diturunkan langsung. Dalam artian, apa yang diterima Nabi adalah murni sebagai firman Allah Swt.. secara utuh. Tidak terkandung di dalamnya penafsiran dan pengalihan bahasa oleh malaikat atau oleh Nabi sendiri.
Akhir zaman menurut Al-Qur'an adalah kemunculan Dajjal, Imam Mahdi, Nabi Isa AS, dan terbitnya matahari dari barat. Meski demikian, tanda-tanda kiamat tidak hanya seputar kemunculan tokoh-tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan perubahaan kondisi Bumi.
Secara istilah, Islam bermakna penyerahan diri, ketundukan dan kepatuhan terhadap perintah Allah serta pasrah dan menerima dengan puas terhadap ketentuan dan hukum-hukum-Nya. Orag yang beragama Islam berarti ia pasrah dan tunduk patuh terhadap ajaran-ajaran Islam. Orang yang telah memeluk agama islam dan senantiasa mengikuti ajaran dan larangan Allaw SWT, itulah yang disebut dengan Muslim. Sedangkan orang yang sepenuhnya percaya atas keberadaan Allah SWT, itulah yang disebut Mukmin. Dalam artian, Mukmin juga sebutan bagi orang yang senantiasa diliputi Iman.
Allah SWT dalam Al-Quran surat Al Anfal berfirman mengenai sifat orang Mukmin ketika mendengar nama Allah dan lantunan ayat suci Al-Quran maka hatinya akan bergetar.
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) Imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakkal.
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِه، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ
Artinya : Seorang muslim itu yang menyelamatkan muslim yang lain dari perkataannya, dan dari perbuatan tangannya, dan orang yang berhijrah adalah orang yang berhijrah dari sesuatu yang dilarang Allah. (HR. Nasa’i).
Tiga hal yang menjadi sendi utama dalam agama Islam adalah Iman, Islam, dan Ihsan. Dalam sebuah hadits yang diriawayatkan oleh Imam Muslim, :
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ . [رواه مسلم]
"Dari Umar bin al-Khatthab RA, berkata: "Pada suatu hari kami berkumpul bersama Rasulullah, tiba-tiba datang seorang laki-laki yang bajunya sangat putih, rambutnya sangat hitam. Tidak kelihatan tanda-tanda kalau dia melakukan perjalanan jauh, dan tak seorangpun dari kami yang mengenalnya. Laki-laki itu kemudian duduk di hadapan Nabi sambil menempelkan kedua lututnya pada lutut Nabi . sedangkan kedua tangannya diletakkan di atas paha Nabi. Laki-laki itu bertanya, "Wahai Muhammad beritahukanlah aku tentang Islam." Rasulullah menjawab,
"Islam adalah kamu bersaksi tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mengerjakan shalat, menunaikan zakat, puasa pada bulan Ramadhan dan kamu haji ke Baitullah jika kamu telah mampu melaksanakannya."
Laki-laki itu menjawab, "Kamu benar." Umar berkata, "Kami heran kepada laki-laki itu bertanya lagi, "Beritahukanlah aku tentang Iman." Nabi menjawab,
"Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari kiamat dan qadar (ketentuan) Allah) yang baik dan yang buruk."
Laki-laki itu menjawab, "Kamu benar." Laki-laki itu bertanya lagi, "Beritahukanlah aku tentang Ihsan." Nabi menjawab,
"Ihsan adalah kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya, jika kamu tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu."
Kemudian orang itu pergi. Setelah itu aku (Umar) diam beberapa saat. Kemudian Rasulullah bertanya kepadaku, "Wahai Umar siapakah orang yang datang tadi?" Aku menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Lalu Nabi bersabda, "Sesungguhnya laki-laki itu adalah Malaikat Jibril AS. Ia datang kepadamu untuk mengajarkan agamamu."
(HR. Muslim)
Dari segi keilmuan, semula ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak terbagi-bagi. Namun selanjutnya para Ulama mengadakan pemisahan, sehingga menjadi bagian ilmu sendiri alias ilmu yang berbeda. Perhatian terhadap Iman memunculkan ilmu tauhid atau ilmu kalam. Perhatian khusus pada aspek Islam menghadirkan ilmu fiqih atau ilmu hukum Islam. Sedangkan penelitian terhadap dimensi Ihsan melahirkan ilmu tasawuf dan ilmu akhlak.
Namun meskipun telah menjadi ilmu tersendiri, dalam tataran pengalaman kehidupan beragama, tiga perkara itu harus diterapkan secara bersamaan tanpa melakukan pembedaan. Tidak terlalu mementingkan aspek Iman dan meninggalkan dimensi Ihsan dan Islam, atau sebaliknya. "Intinya Islam, iman dan ihsan adalah satu kesatuan yang dinamakan agama Islam, semuanya berjalan bersama beriringan, barang siapa memisahkannya maka telah berkurang sebagian dari agama,".
Misalnya orang yang sedang shalat, dia harus megesakan Allah disertai keyakinan bahwa hanya Dia yang wajib disembah (Iman), harus memenuhi syarat dan rukun shalat (Islam), dan shalat harus dilakukan dengan khusyuk dan penuh penghayatan (Ihsan).
REFERENSI