ISLAM RAHMATAN LIL ALAMIN SEBAGAI MODEL PENDIDIKAN ISLAM
PENDAHULUAN
Pengertian
- Islam Rahmatan Lil Alamin adalah merupakan tafsir dari ayat 107 surat al-ANbiya (21) sebagaimana dikemukakan di atas. Ayat ini oleh Ahmad Mushthafa al-Maragy ditafsirkan sebagai berikut. Ai wa maa arsalnaaka bi haadza wa amtsaligi min al-syara’ii wa al-ahkaami all althi biha manaathu al-sa’adah fi al-darain illa rahmat al-naas wa hidayatahum fi syu’un ma’asyihim wa ma’adihim. Artinya: Yakni tidaklah aku mengutus engkau Muhammad dengan al- Qur’an ini dan yang serupa dengan itu berupa syari’at dan hukum yang menjadi pedoman kehidupan bahagia di dunia dan akhirat, melainkan sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan mereka di dunia dan akhirat.
Latar Belakang
- Setelah memahami pengertian islam rahmatan lil alamin dan prinsip prinsip nya sekarang membahas islam rahmatan lil alamin dalam pendidikan.
MAKSUD DAN TUJUAN
- Berdiskusi membahas islam rahmatan lil alamin dalam pendidikan tujuanya agar bisa menerapkan sikap sikapa rahmatan lil alamin dalam pendidikan.
BATASAN DAN RUANG LINGKUP
- RAHMATAN LIL ALAMIN dalam model pendidikan
TARGET YANG DIHARAPKAN
- Bisa menerapkan sikap sikap yang mencerminkan islam rahmatan lil alamin dalam belajar.
ALAT DAN BAHAN
- Laptop
- Internet
TARGET WAKTU
- 4 Jam
TAHAPAN PELAKSANAAN
Membaca dan mendiskusikan
Uraian :
Kepribadian Nabi Muhammad SAW yang mulia itu tentu saja menjadi rahmat bagi orang yang meneladaninya, memahami, menghayatinya dalam kehidupannya sehari-hari. Yaitu bagi orang yang berakhlak dengan akhlak rasulullah (al-takhalluq bi akhlaa1 al-Rasul ‘ala thaqa al- basyariyah). Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT. Sungguh pada diri rasulullah itu terdapat contoh teladan yang baik bagi orang yang mengharapkan keridlaan Allah dan balasan pahala pada hari akhir. (Q.S. al-Ahzaab, 33:21.)
di dalam kepribadian Rasulullah itu terdapat hal=hal yang membawa kemajuan sebagai berikut.
- Pertama, unsur rasionalitas. Maksudnya adalah bahwa keberhasilan Rasulullah dalam perjuananya bukan semata-mata karena beliau seorang Rasul, dekat dan dicintai oleh Allah, lantas apa saja, sekalipun tidak masuk akal, tanpa ada usaha keras, kemudian berhasil. Tentu tidak demikian. Semua kesuksesan Rasulullah karena usaha dan kerja kerasnya yang dilakukan sesuai aturan atau sunnatullah.
- Kedua, unsur kecerdasan. Maksudnya adalah bahwa ketauladan nabi Muhammad Saw yang dapat membawa rahmat bagi yang mengikutinya adalah adanya unsur kecerdasan. Yaitu suatu kemampuan intelektual dan intelegensi dalam ketepatan menganalisa dan mengambil kesimpulan atau keputusan yang tepat dan akurat yang terkadang tidak bisa dicapai oleh kebanyakan otak yang lain.
- Ketiga, unsur keseimbangan antara hati (heart) berupa spiritualitas dan moral; akal pikiran-wawasan intelektual (head), dan unsur kemampuan teknis (hand). Perpaduan ini juga terjadi dalam setiap pengambilan keputusan. Yakni apa yang akan diucapkan oleh lisan; dikordinasikan lebih dahulu dengan akal pikiran; dan dipertimbangkan lebih dahulu dengan hati nurani.
- Keempat, unsur komprehensif, bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW menyentuh semua aspek kehidupan sebagaimana yang dirumuskan oleh al-Syathibi dalam al- Muwaqat dengan istilah maqashid al-syar’iyah (tujuan agama) yang mencakup memelihara jiwa (hifdz al-nafs), memelihara agama (hifdz al-din), memelihara akal (hifdz al-‘aql), memelihara harta benda (hifdz al-maal), dan memelihara keturunan (hifdz al-nasl). 7 Kandungan ayat-ayat al-Qur’an yang diwahyukan Tuhan kepada Nabi, dan penjabarannya oleh hadis secara keseluruhan ditujukan ditujukan memelihara hal-hal yang selanjutnya termasuk hak-hak asasi manusia. Dengan demikian, ajaran ini benar-benar memberikan landasan yang kokoh dalam mewujudkan rahmat bagi seluruh alam.
TEMUAN MASALAH DAN PENYELESAIANNYA
-
KESIMPULAN
Dari empat hal tersebut di atas, seseorang dapat bekata, bahwa kehadiran Nabi Muhammad SAW adalah memberi rahmat bagi seluruh alam. Namun rahmat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW diperoleh bukan dengan cara mengagumi atau memuliakannya saja seperti dengan membaca shalawat atau meminta syafa’at, tetapi yang terpenting adalah melakukan kerja keras, bekerja sesuatu aturan, kreatif, inovatif, dinamis dan progressif. Dengan demikian, rahmat yang diperoleh dari Nabi Muhammaf SAW harus memberi dampak bagi timbul etos kerja,kreatifitas dan berusaha sungguh-sungguh
RFERENSI
ISLAM RAHMATAN LIL ALAMIN sebagai model pendidikan Islam.pdf